Senin, 31 Desember 2018

3 Hari 2 Malam Di Bandung! Ke Mana Aja?


Candid di Little Korea


Punya sedikit waktu. Punya sedikit uang. Punya badan sehat. Pengen liburan. Itulah alasan yang akhirnya membuat gue memutuskan gabung sama miss-miss ECC untuk jalan-jalan ke Bandung. Yup, Kota Bandung menjadi tujuan wisata gue di akhir tahun ini.
Untuk jalan-jalan itu, gue udah siapin dana satu bulan sebelum keberangkatan. Gaji gue di bulan november gue hemat sedemikian rupa agar mencukupi buat beli tiket kereta, nyewa penginapan dan sewa motor. Selain itu, gue juga siapin buat biaya makan dan jalan-jalan di bandung. Oh iya, bandung udah jadi destinasi idaman gue sejak lama loh. Alhamdulillah akhirnya terwujud.
Alasan kenapa pilih kota bandung?
Karena, lokasinya dekat  dari jakarta. Cuma 3 jam naik kereta. Wisata di bandung juga bagus, hits dan instagrammable banget pastinya. Terus, ya, karena gue cuma dapet libur 3 hari doang. Jadilah kota kembang itu dipilih sama gue dan miss-miss lain.
Kapan berangkat ke bandung?
Gue berangkat ke bandung dari tanggal 23 desember 2018 sampai 25 desember 2018. Memanfaatkan waktu libur yng singkat, gue berangkat dan berjalan-jalan menikmati teduhnya kota bandung.
Ke mana aja selama di bandung?
Sebenarnya, sebelum berangkat ke bandung, miss izmi udah bikin tujuan wisata yang akan kita datangi. Jadwal 3 hari terasa padat banget, karena tujuan kita banyak. Ya, sebagai boncengers gue nebeng aja dan nurut ke mana tujuan wisata kita. Menurut rencana, tempat-tempat inilah yang akan kita kunjungi:
§  Gedung Sate
§  Museum Geologi
§  Museum Asia Afrika
§  Masjid Raya Bandung
§  Tafso
§  Chinatown
§  Little Seoul
§  Forest Walk

Jadi, beginilah ceritanya...
Tepat jam 03.00 WIB teng, gue udah bangun dari tidur dan bersiap-siap untuk berangkat. Kenapa pagi-pagi banget? Karena tiket kereta yang akan gue naiki menuju bandung berangkat jam 05.05 WIB. Pagi banget gak tuh! Hal itu membuat kami harus bangun dini hari, naik gran menuju stasiun gambir dan berangkat menuju bandung. Ini pengalaman pertama gue berangkat naik kereta dari Stasiun Gambir, secara, biasanya gue naik dari stasiun pasar senen.
Sekitar jam 04.15 WIB kami sampai di Stasiun Gambir. Gue lalu sholat subuh, nyetak tiket dan naik kereta Argo Parahyangan. Kereta Argo Parahyangan menuju Bandung ternyata sedikit lebih bagus dibanding kereta bengawan yang pernah gue naiki. Dan keretanyapun gak berhadap-hadapan. Pokoknya enak deh. Di kereta, gue duduk samping miss redno. Selama perjalanan gue lebih banyak tidur karena emang ngantuk banget, hihi. Lagi pula, pas di Bandung gue akan langsung jalan-jalan, jadinya di kereta emang harus istirahat. Setelah 3 jam perjalanan, gue akhirnya sampai di kota bandung. Jam 08.45 WIB akhirnya sampai. Alhamdulillah. Hello Bandung, kota mendung yang dingin dan hijau! ^^
Rasanya bahagia banget bisa sampai di Kota Bandung. Sesampainya di stasiun, kami udah ditungguin sama mba-mba yang sewain motor. Oh iya, selama perjalanan di kereta, gue takjub banget sama pemandangan hijau, gunung dan sawah yang menghampar luas. Masya Allah. Sungguh indah bumi ini. Okey, balik lagi ke mba-mba yang sewain motor. Kita lalu dikasih kunci motor, surat-surat dan helm. Gue sempet was-was, kalau hujan otomatis perjalanan kita terganggu. Emang sih, saat itu mendung. Tapi Alhamdulillah cuma gerimis dikit, lalu langit kembali terang.
Setelah dapat motor, mulailah kami menjelajah kota bandung. Gue diboncengin sama miss abay. Yap, perjalanan di mulai...
Tujuan pertama kami adalah penginapan, karena harus simpan barang-barang dan pastinya berat kalau dibawa jalan-jalan. Penginapan kami lokasinya cukup jauh dari stasiun, yaitu di tamansari panoramic, jl. Soekarno-hatta. Kurang lebih 30 menit dari stasiun.
Sesampainya di penginapan, ternyata kita belum bisa check in, jadilah kami harus nunggu tamu lain check out dulu. Cukup lama sih, sampai bĂȘte juga. Tapi, kami jadi punya waktu untuk istirahat dulu. Setelah 1 jam, kami baru dapat kamar. Sekitar jam 11 siang, kami naik ke kamar. Gue dapet kamar di lantai 28, nomor kamarnya 23. Wow tinggi banget!
Karena lokasinya yang tinggi itu, kita jadi dapet pemandangan yang indah banget. Kalau pagi, kita bisa lihat matahari terbit, gunung yang ditutupi kabut dan udara yang dingin banget. Kalau malem, lampu-lampu yang ada di jalanan kayak taburan bintang gitu. Keren banget deh pemandangannya. Alhamdulillah.
Nah, setelah dapet kamar, kami gak mau buang-buang waktu, langsung aja kita ke tujuan wisata yang pertama: museum geologi.
Berbekal google maps, kita mencari jalan untuk menemukan museum geologi. Akhirnya bisa juga sampai di sana. Kita lalu beli tiket masuk yang harganya 3 ribu/ orang. Di dalam museum, gue disambut sama fosil dinosaurus. Lalu, ada berbagai jenis batuan gitu, ada batu apung, zambrut, sampai batu akik. Ada. Setelah puas lihat-lihat, kita lalu foto-foto. Setelah itu udah deh, kita langsung menuju tempat lain.
Tempat selanjutnya adalah ikon kota bandung, yaitu gedung sate/ gasibu. Di sana, kita foto-foto, lihat-lihat sebentar, lalu kita menuju ke museum asia afrika. Tapi sayang banget, pas kita sampai di sana, museumnya udah tutup, jadi gak bisa masuk, cuma bisa foto-foto di depan museumnya aja, huhu. Gapapa, besok gue ke sana lagi ya, hahha.
Setelah itu, kita ke tempat yang agak jauh, yaitu tafso, yang letaknya di dekat lembang. Lumayan jauh dari kota bandung. Perjalanan ke tafso aja sampai bikin gue yang diboncengin pegel-pegel. Perjalan dengan motor aja sekitar 60 menit lebih. Jalanannya naik – turun dan macetttt banget.gue bersyukur karena naik motor, karena gak tau kapan sampenya kalau naik mobil. Tapi sedihnya, gue gak bawa jaket, dan selama perjalanan ternyata dinginnn banget dan anginnya kencang. Membuat gue kayak masuk angin gitu, untungnya gue bawa tolak angin, jadi sedikit terobati.
Tapi ya, ternyata lelahnya perjalanan langsung terobati setelah sampai di tempatnya. Tafso tuh kayak tempat makan yang menyajikan pemandangan alam dan spot-spot foto lucu. karena kita datang menjelang malam, banyak banget lampu-lampu yang nyala dan itu Masya Allah banget pemandangannya. Sulit digambarkan oleh kata-kata. Meski begitu, menurut gue makanan di sana standar banget. Gue pesen nasi goreng, dan rasanya sedikit keasinan, heuuu. Kurang sepadan dengan harganya yang wah. Intinya sih, ini tuh ngejual tempat, bukan rasa. Tapi ya, lumayanlah ya.
Setelah puas makan dan foto-foto, gue lalu pulang ke penginapan. Sampai di pengingapan aja jam 11 malem. Huaaa, udah ngantuk banget. Kita lalu bersih-bersih, lalu tidur dan mempersiapkan diri buat perjalanan besok.
Hari ke-2 di Bandung
Kami bangun dan berencana sarapan bubur. Nyari sarapan aja jauh banget cuyyy, sampai ke Taman Lansia segala. Ahhaha. Itu sih emang sengaja banget buat jalan-jalan. Setelah makan, kita lalu menuju Forest Walk untuk melihat hijaunya kota bandung. Kita jalan-jalan, foto-foto, duduk-duduk. Forest walk adem banget dan cantik buat foto-foto eksis gitu, gratis pula.
Sekitar jam 11 pagi, kita langsung menuju ke Little Seoul. Itu loh tempat hits ala-ala korea, yang menjual makanan khas korea dan ada penyewaan baju korea juga. Di sana, kita makan. Gue juga nyewa baju khas korea harganya 30 ribu/15 menit. Lalu foto-foto deh. Setelah itu, kita ke Chinatown. Di sana, banyak banget spot foto yang lucu. Bahkan ada selfie tournya juga. Oh iya, ada penampilan barongsainya juga.
Setelah itu, gue lalu pergi ke pusat oleh-oleh, kartika sari dan makuta. Terus, kita singgah ke masjid raya bandung. Ramai sekaliiii pas gue ke sana. Lapangannya aja sesak oleh lautan manusia. Tapi, rasanya damai dan nyaman banget. Alhamdulillah, akhirnya bisa menginjakkan kaki di Masjid raya bandung.
Nah, itu aja deh perjalanan singkat gue. Besoknya, gue balik lagi ke Jakarta dengan kereta yang sama, yaitu Argo Parahyangan.
Selesai deh liburan kita.
Alhamdulillah ^^

Pemandangan di jendela kamar Apartemen Tamansari Panoramic


 
   
Makan di dalam sangkar burung di Tafso
 
Di depan Museum Konperensi Asia Afrika





Senin, 16 Juli 2018

MENEMUKAN CINTA DENGAN CINTA


MENEMUKAN CINTA DENGAN CINTA
(Teruntuk sahabatku yang menemukan cinta dalam ketaatan)



Hari di mana cinta menemukanmu
Aku menemukan wajah berseri sepanjang waktu
Wajah bahagia atas penantian yang terjaga
Penantian dalam sabar dan doa
Hingga akhirnya cinta-Nya menghendaki kehadiran penggenap jiwa


Ada syukur yang terlihat dalam matamu juga matanya
Benih-benih cinta yang akan selalu tumbuh dan terjaga dalam untaian cinta yang tulus
Tulus dalam memberi dan menerima
Tulus dalam menjaga dan meraih ridho-Nya


Cinta yang kutemukan dalam kisahmu
Adalah kisah cinta yang sesungguhnya
Cinta yang bukan terjadi sebelum ijab menyapa
Cinta yang hadir setelah ridho orangtua menyerta
Cinta yang akan membawamu ke dalam surga-Nya


Duhai Yang Maha Cinta
Anugerahkanlah cinta dan kedamaian dalam hidupnya


Tertanda
Sahabatmu yang juga ingin menemukan cinta dalam ketaatan



Anisa Sholihat

Jumat, 22 Juni 2018

Catatan Kecil (Perjalanan Ke Pulau Tidung, Kepulauan Seribu)


Catatan Kecil
Perjalanan Ke Pulau Tidung, Kepulauan Seribu





Well, hello everybody
Hari ini gue mau ceritain perjalanan selama dua hari satu malam ke Pulau Tidung, salah satu pulau yang ada di kepulauan seribu, DKI Jakarta. Iya, pulau seribu masih masuk dalam daerah jakarta. So, ini ga jauh-jauh amatlah dari rumah gue yang berlokasi di Cilincing, Jakarta Utara. Deket kan ya, deket kok. Hahaha.

Semuanya berawal dari...
Ketertarikan gue sama postingan orang-orang di grup FB Backpaker Nusantara, salah satunya tentang Pulau tidung. Gue tadinya mau ikut yang bareng anak IPB, menjelajah 12 pulau dalam waktu 3 hari 2 malam. Tapi, karena ga ada yang gue kenal, jadinya gue memutuskan mundur dan ga jadi ikut.

Selanjutnya, gue lihat status WA nya Kak Himma, katanya dia pengen share cost ke pulau tidung. Berawal dari iseng-iseng nanya kek kak himm, eh ternyata langsung dimasukin ke grupnya. Akhirnya, bermodalkan nekad, gue bilang gue mau ikut ke sana, lalu bayar DP homestay ke kak mutia dan ngajak Nicken buat ikut. Nicken akhirnya mau ikut dan bayar depe juga. Alhamdulillah ada yang gue kenal dan bisa punya temen ngobrol, gitu...

And then, hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Pagi-pagi, tanggal 21 Juni 2018 sekitar jam setengah 6 pagi bapak nganterin gue ke Pelabuhan Muara Angke. Sekitar jam 7 pagi, gue dengan membawa baju dan makanan sekedarnya sampai di sana. Pelabuhan muara angke agak bau ikan gitu ya, dan sedikit bikin mual, hehehe.

Di pelabuhan muara angke, ternyata temen-temen yang lain udah pada kumpul, gue datangnya paling akhir bareng Kak Himma. Di sana, gue kenalan sama Kak Nuril, Sarah (adeknya kak nuril), Kak Yowan (ternyata dia anak PGSD angkatan 2013 dan temen deket Kak Hirman) dan Kak Mutia (senior di FBM), juga bareng Kak Himm, dan Nicken tentunya. Totalnya, ada 7 orang yang ikut perjalanan hari itu.

Kita berangkat ke Pulau Tidung dengan menaiki kapal kayu bernama Napoleon. Itu bentuknya kapal besar dan bodynya terbuat dari kayu. Awal mau berangkat, gue semangat banget dan sehat-sehat aja, tapi ternyata, perjalanan ini tuh ga seindah apa yang gue bayangin.

Jujur aja, ini tuh first time banget gue naik kapal, gue pikir ga akan apa-apa, gue pasti akan baik-baik aja. Cuma kapal doang kan ya? Pulau seribu doang ini, deket, heheh. Tapi ternyata, gue justru mabok laut, perjalanan ke pulau tidung yang kurang lebih 3 jam tuh menyiksa banget. Gue muntah-muntah selang 30 menit di kapal dan sampai di tempat tujuan. Gue lemes banget, pusing, mual. Tapi tetep tuh, gue paksain, gak boleh manja dan ngeluh karena perjalan ini adalah kemauan gue sendiri. Gue sok tegar gitu, padahal mah syedihhh.

Sekitar jam 11 an gue dan temen-temen udah sampai di pulau tidung. Kita langsung pergi ke homestay, gue langsung ke toilet, cuci muka, dan kemudian terbaring lemes banget di kasur. Rasanya, ga kuat lagi, pengen pulang saat itu juga, tapi udah ga kuat ngebayangin naik kapal lagi buat pulang nanti.

Gue istirahat agak lama, baru setelah baikan, gue naik sepeda ngelilingin pulau dan lihat-lihat pantainya yang bagus banget itu. Lalu, kita makan seafood di tepi pantai. Gue juga ngeliat biota laut yang masih bersih dan bagus-bagus, ada banyak banget kelomang di pantainya. Ada juga ayunan di tepi pantai yang mengarah ke laut, aahhhh pokoknya Masya Allah, bagus banget ciptaan Allah SWT.

Siangnya, temen-temen memutuskan buat snorkling, gue awalnya ga mau ikut karena masih agak pusing, tapi setelah ngeliat temen-temen  ngambil alat snorkling dan siap-siap berangkat, gue jadi mupeng dan akhirnya ikut karena merasa udah mendingan. Oh tapi ternyata, gue belum sehat banget, karena pas snorkling gue lagi-lagi muntah dan mengacaukan acara. Maafkan gue manteman~

Selesai snorkling, sakit gue tambah parah, tambah meriang dan demam, campur aduk banget deh sakitnya gue. Gue sama sekali ga bisa makan apa-apa, baru makan dikit aja, langsung muntah lagi. Huhu, sampe AC di kamar tuh dimatiin supaya gue ga kedinginan. Hiks, merasa bersalah banget sama temen-temen yang lain. Huhuhu.

Besok paginya, temen-temen yang lain pada mau lihat sunrise (matahari terbit), tapi berhubung gue masih lemes, akhirnya ga ikut. Gue memilih tidur untuk persiapan pulang dibanding jalan-jalan, ya, gue melewatkan acara foto-foto karena kurang sehat. Sedihnya, gue ga punya foto-foto kece di pulau tidung karena ga ikut lihat sunrise. Tapi gak apa-apalah ya, yang penting gue bisa pulang dengan selamat. Aamiin.

Finally, kita akhirnya pesen tiket pulang kapal predator, sejenis speedboat yang mempersingkat jarah tempuh, kalau kapal kayu 3 jam, sedangkan kapal predator ini cuma 1 jam. Lebih cepet. Iya, alhamdulillah. Emang sih, harganya lebih mahal, tapi gapapalah, yang penting gue bisa sampe rumah dengan cepet, hehe.

Tapi ya, ternyata gue tetep aja mabok, huhuhu. Satu kapal, gue doang yang mabok. Malu banget. Tapi gimana lagi, gue gabisa tahan. Huhuhu. Sedih banget.

Sekitar jam 12 siang, gue udah kembali sampai di Pelabuhan Muara Angke, dan ternyata Bapak udah nungguin di sana dari jam 8 pagi. Ya Allah....

Bapak, mamah dan ita ngetawain gue, udah feeling katanya kalau gue bakalan mabok, orang naik bus aja mabok, apalagi kapal laut yang ombaknya tinggi. Emang deh, kata orangtua tuh selalu bener. Hehehe.

Nah, itu deh sekelumit pengalaman gue selama di pulau tidung. Kalau ditanya apakah gue kapok ke pulau seribu? Tentu aja jawabannya engga. Gue masih mau kok ke sana, tapi yang pastinya ga mau naik kapal kayu. Gapapa deh naik yang mahal, asalkan nyaman.

Oke, see u. Bye~

23 Juni 2018 
Saat udah agak mendingan


Anisa Sholihat


Kamis, 14 Juni 2018

SALAH JURUSAN???

SALAH JURUSAN???
Sebuah kejujuran dari mahasiswa PGSD yang mencintai Sastra


Gue menulis ini saat sedang sulit-sulitnya mengerjakan skripsi. Ini juga adalah malam takbiran menjelang idul fitri 1439 Hijriah. Alhamdulillah J

So, malam ini gue tertarik banget untuk nulis pengalaman awal mula bisa berkecimpung di jurusan Pendidikan Guru SD (PGSD). Jurusan yang sangat asing di telinga. Jurusan yang bahkan nggak pernah ada dalam daftar cita-cita gue.

Jurusan Pendidikan Guru SD (PGSD) sebenarnya adalah kemauan mamah, yang saat itu telah berkonsultasi dengan Bu Ihah (salah satu guru ngaji di deket rumah yang juga guru SD). Beliau menyarankan gue kuliah di PGSD, karena lebih memungkinkan bagi wanita untuk bekerja sebagai guru ketimbang pekerjaan lain (di kantor atau pabrik misalnya). Mamah berusaha meyakinkan gue bahwa jurusan PGSD adalah jurusan yang tepat buat gue.

Saat itu, sebenernya, gue udah pasrah dan ga yakin akan lolos SBMPTN, jadilah gue asal pilih jurusan dan ngikutin saran mamah. Gue lalu ambil jurusan PGSD UNJ sebagai pilihan pertama, Pendidikan Luar Biasa UNJ di pilihan kedua dan Pendidikan Guru PAUD Unila di pilihan ketiga. Ya, seperti yang gue bilang, gue ga yakin akan lolos SBMPTN, jadi pilihan gue ngasal se-ngasal-ngasalnya. Gue ga terlalu banyak belajar soal SBMPTN karena udah fokus belajar USM STAN. Gue juga udah patah hati karena gagal SNMPTN. Apalagi saat ujian SBMPTN gue sakit dan nggak konsen dalam ngerjain soal. Soal-soalnya pun susah minta ampun buat lulusan SMK Akuntansi seperti gue. Gue ga berharap banyak saat itu.

Sampai akhirnya, di hari pengumuman, Alhamdulillah, ternyata gue lolos. Ya, gue diterima sebagai mahasiswa UNJ jurusan pendidikan guru SD. Bahagia, seneng, bingung, sedih dan kecewa jadi satu. Saat itu gue berpikir, kenapa ga ambil sastra Indonesia aja? Pasti bakal lolos juga. Tapi ya mau gimana, nasi udah jadi bubur. Kedua orangtua gue terlihat sangat bahagia ketika tau gue lolos. Gue pun bersyukur walau masih ga tau akan belajar apa selama 4 tahun ke depan.

Akhirnya, gue mulai searching di google tentang jurusan PGSD, terutama PGSD UNJ. Gue baca-baca blog mahasiswa PGSD UNJ dan apa yang kira-kira akan gue pelajari nanti. Awalnya, gue pikir ini akan mudah, ah, cuma pelajaran SD. Apanya yang susah? Tapi ternyata, tidak sama sekali!

Jurusan PGSD bukan mempelajari materi pelajaran di SD. Bukan sama sekali, tapi lebih ke bagaimana cara menyampaikan materi pelajaran agar bisa diterima dan dimengerti oleh siswa SD dan ternyata itu sangat sulit. Bayangin aja, kita dikasih kewajiban ngajarin anak yang ga mengenal huruf untuk membaca. Anak yang ga bisa ngitung bisa ngerjain matematika. Bikin anak usia 7 sampai 12 tahun bisa bernalar. Itu susah banget. Serius.

Selain itu, gue juge mempelajari psikologi anak SD yang ternyata luar bisa rumit. Belajar cara bikin RPP yang bener, olahraga untuk SD, bahasa inggris untuk SD, dan lain-lainnya. Dan perlu gue tekankan, gue sama sekali ga belajar materinya, tapi cara menyampaikan materi tersebut agar mudah dimengerti oleh anak SD.

Gue baru tau, ternyata jadi guru SD itu susah banget, makanya jasa seorang guru SD tuh besar banget, karena di tingkat SD lah anak mulai belajar sesuatu dari nol (sebelumnya ada TK sih, tapi kan TK ga wajib ya, gue juga ga TK kok). Gue jadi merasa berterima kasih banget sama guru SD dulu ngajarin gue baca, berhubung gue ga TK dan belum bisa baca pas masuk SD. Maka, berterima kasihlah kalian pada guru SD. Makasih ibu dan bapak guruku J

Setelah hampir 4 tahun menjadi mahasiswa PGSD UNJ, banyak banget ilmu yang gue dapet dan insya Allah akan berguna bagi kehidupan gue kelak menjadi seorang ibu dan seorang guru. Aamiin.   

Gue juga mulai sadar bahwa kecerdasan manusia itu jamak (banyak, ada 9 kecerdasan loh). Jadi, kita ga boleh nganggep orang yang kurang cerdas matematika sebagai orang yang bodoh, karena bisa jadi dia menguasai bidang yang lain. Ilmu kayak gini tentunya ga bakal gue dapetin kalau kuliah jurusan sastra.

Oh iya, gue mau cerita juga, di tempat les, ada seorang murid yang ga terlalu pinter matematika dan IPA, tapi ternyata dia jago banget sulap dan berani menunjukkan kemampuan sulapnya di depan orang lain. Ada juga yang super duper cerdas dalam ilmu eksak, kayak matematika, IPA, bahasa inggris, bahkan nilai UN nya nyaris 36 yang artinya per mata pelajaran dapet nilai 9, tapi dia sangat-sangat pemalu dan nggak mau bersosialisasi. Suruh ngomong di depan kelas aja ga mau. Siapa yang lebih pandai? Ga ada. Mereka semua pandai, cerdas dan pintar tapi di bidang yang berbeda.

Gue belajar memahami perbedaan dan keragaman kecerdasan, gue juga belajar menghargai kelebihan setiap individu. Dari ilmu yang gue dapet di kampus, gue bisa coba praktek dan terapkan di lapangan ketika ngajar. Gue bersyukur banget dapet ilmu yang luar biasa berharga dari jurusan PGSD. Tentunya, ilmu gue masih sedikit banget, makanya gue mau terus belajar, supaya bisa jadi guru yang lebih baik.

Alhamdulillah, gue ga pernah merasa salah jurusan, karena gue tau takdir Allah SWT ga pernah salah.

Hari ini gue masih berjuang buat wisuda, semoga setelahnya gue tetap menjadi manusia pembelajar yang selalu mau meng-upgrade diri dan ilmu serta menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya.

Sekian.

Salam hangat dari (calon) guru SD

Anisa Sholihat  



Senin, 14 Mei 2018

Review Novel "Cinta Dua Kodi"

Review Novel “Cinta Dua Kodi”
By: Shannia Elmira


Gambar diambil dari Google Pictures

Identitas Buku
Judul             : Cinta Dua Kodi
Penulis          : Asma Nadia
Tahun terbit : 2017
Penerbit        : AsmaNadia Publishing House 


Seberapa jauh cinta dua kodi akan menerbangkanmu?


Well, hari ini gue mau meriview novel Bunda Asma Nadia yang berjudul “Cinta Dua Kodi”. Awalnya, sama sekali nggak ada niatan buat baca novel ini (niat awal pengen namatin novel “Life Traveler karya Windy Ariestanty). Saat itu, cuma lagi iseng dan bosen ngerjain skripsi, jadilah lihat-lihat rak buku dan tiba-tiba langsung ngambil novel ini buat dibaca. Dan.... 3 jam setelah itu, akhirnya novel “Cinta Dua Kodi” selesai gue baca. Ini waktu yang lumayan cepet buat baca novel yang bisa gue bilang temanya dewasa dan berbobot banget. Gak kayak kisah cinta remaja yang jadian-putus-jadian dan seterusnya itu. Hahaha.
Pertama, dari segi covernya. Menurut gue, covernya lucu dan menarik banget. Ada gambar cowok-cewek naik motor vespa sambil bawa tumpukan baju gitu. Warnanya juga soft tapi tetep menarik banget di mata. Tulisan “Cinta Dua Kodi” dibuat dengan font yang menarik dan gak alay. Kece deh pokoknya. Lay outnya juga bagus, tata letaknya bagus. Quotes-quetos di setiap BAB di tempatkan dengan rapi, menarik dan enak di baca. Tapi kekurangannya, menurut gue sih kurang ilustrasinya aja. Hmm, mungkin karena ini novel dewasa, jadi ga perlu ilustrasi kali ya. Ya, tapi kalau ada ilustrasi mungkin akan lebih menarik. Oh iya, tentang sinopsis di belakang novelnya, kayak blurb gitu ya, menurut gue itu udah oke dan pas banget penempatannya.
Selanjutnya, tentang prolognya. Asli! Serius! Prolognya tuh bener-bener bikin penasaran. Kok begini sih? Ada apa nih? Gue cuma bisa nebak-nebak sambil tetep lanjut baca, saking penasarannya. Kalau gaya menulisnya sih ga usah diragukan lagi, Bunda Asma Nadia emang juara banget nulis kisah-kisah perempuan dan rumah tangga. Sampe nyesek sendiri pas baca beberapa bagian yang sedih itu. Heuuuu. Tapi, pas baru baca prolog, terus masuk part 1, kok mikir, ini novel atau antologi, karena ceritanya gak nyambung dan berbeda karakter tokoh. Tetep lanjut baca sampe bab 3 dan masih belum menemukan titik temu. Tapi masih penasaran, akhirnya di halaman yang udah ratusan, baru deh nemu benang merah dari novel “Cinta Dua Kodi”. Tentunya ini bukan 40 kisah cinta, apalagi kumpulan cerpen yang dijadiin novel. Ini tuh beda!  
Gaya bercerita Bunda Asma Nadia mudah dimengerti, gak berbelit-belit, santai tapi tetep aja ada puitis-puitisnya. Dari awal sampai akhir gue nemu banyak quotes-quotes keren yang bisa dijadiin status di WA atau IG, hahhaa.
Oke, jadi secara garis besar novel “Cinta Dua Kodi” ini menceritakan tentang pengusaha baju muslim Keke Busana (Kartika) bersama suaminya (Farid). Dari mulai Ibunya Kartika (Aryani) memutuskan menikah sama Pak Bagja, sampai masa kecil Kartika yang menyedihkan (dan seketika membuat gue bersyukur punya Bapak yang hebat, gak kayak Pak Bagja), masa-masa kuliah ditaksir beberapa cowok dan akhirnya justru menikah sama Farid – cowok yang gak pernah dibayangkan akan menjadi suaminya Kartika. Jodoh emang misteri banget ya. Kisah berlanjut ketika mereka telah menikah dan Farid (atas permintaan ibunya) meminta Kartika menggugurkan kandungannya. Ini sih bagian tersedih dan ga ngerti lagi. Kesel. Sedih. Marah. Tapi, alhamdulillah, Allah punya rencana lain yang lebih indah buat Kartika dan Farid.
Sedikit banyak, novel ini juga membangkitkan semangat wirausaha gue. Sebagai perempuan harus berdaya guna, tapi juga gak lupa sama keluarga. Harus selalu seimbang, kalau mendapatkan manfaat ya harus jadi orang bermanfaat. Seriously, banyak banget pesan moral dan drama rumah tangga yang gue baca di novel “Cinta Dua Kodi”. Membawa pesan bahwa cinta aja ga cukup dalam membangun rumah tangga. Sungguh pesan yang berat buat jomblo kayak gue. Hahhaaa.
Terlepas dari itu semua, masih banyak hal menarik dan kejutan yang gak bisa gue jelasin di sini. So, kalau kalian mau tahu lebih lengkap tentang Kartika dan Farid, harus banget baca novel “Cinta Dua Kodi”. Jomblo-jomblo juga harus baca, supaya tau cara memilih pasangan yang baik. Hehehe.
Nah, itu dulu review dari gue tentang novel “Cinta Dua Kodi”. Next, gue akan mereview novel-novel yang sudah gue baca ke blog ini. Supaya lebih berkesan aja sih niatnya. Seneng juga bisa share sesuatu yang bermanfaat buat orang banyak. Ya, semoga review ini bermanfaat buat kalian ya gaesss~

Jadi, baca buku apa hari ini?

Rabu, 09 Mei 2018

Gen Sindo

Koran Sindo 

Jadiii, ini adalah rubrik Gen Sindo di Koran Sindo yang memuat tulisan saya :)

Dari yang Sedang Mencintaimu








Pict from Pinterest

Aku sengaja menulis ini
Untuk menyampaikan perasaanku
Bagaimana letupan rindu menggebu-gebu
Kepada sosok sepertimu

Hari ini
Percayakah setelah tujuh tahun tak bertemu
Aku masih dan terus memendam rasa kepadamu
Aku masih dan terus mencintaimu

Dalam diam
Rinduku menjelma jadi duri
Yang melukai lagi dan lagi
Namun tetap tak dapat kuhempas dalam diri

Ini adalah beberapa kata
Dari seseorang yang sedang mencinta
Tetaplah menjadi rahasia
Agar debar itu tetap ada


Jakarta, 10 Mei 2018
Pukul 05:58 WIB

Selasa, 08 Mei 2018

Hallo, Pejuang Skripsi!

Hallo~
Kamu yang sedang berlelah, berproses menjadi diri dan pribadi yang lebih baik
Kamu yang sedang menata diri dan menata hati untuk menjadi lebih baik
Kamu yang sedang menangis dan merasa putus asa hari ini

Ingatlah tentang
Bagaimana kamu memulai
Bagaimana debar bahagia ketika menyaksikan kata "LOLOS" dalam SBMPTN lalu
Bagaimana mimpi-mimpimu terwujud dan semakin dekat

Jangan menyerah
Sekarang adalah saatnya berlelah
Sekarang bukan saatnya mengeluh, mengaduh
Sekarang adalah saat kamu bertindak
Sejauh mana kamu mampu menguasai rasa malas dalam diri

Hingga saatnya nanti
Kamu akan kembali berdebar saat namamu dipanggil
Untuk mengikuti sidang skripsi
Untuk memaparkan penelitianmu
Kamu akan kembali berdebar saat namamu dipanggil
Maju menuju prosesi wisuda

Saatnya
Kamu akan memulai hari
Sebagai calon pendidik nanti

Jalanmu masih panjang
Jangan dulu menyerah sekarang~

Jakarta, 08 Mei 2018 Pukul 20:13 WIB
Saat sedang menyelesaikan skripsi


Kamis, 03 Mei 2018

Seperti Langit Mendung yang Akan Kembali Bersinar, Begitu pula Senyummu

picture from pinterest


Hari ini mungkin kamu menatap langit yang abu-abu
Gelap dan rintik-rintiknya membasahi wajahmu
Hari ini mungkin kamu merutuki gelapnya awan
Mengumpat pada air yang menggenangi jalan

Ketahuilah
Hari selalu berganti
Awan selalu bergerak, berarak
Mendung dapat berubah menjadi cerah
Hujan dapat berganti jadi kemarau panjang

Sejatinya hidup memang begitu
Penuh dengan perubahan-perubahan yang kadang menghentakkan
Kadang mungkin aku dan kamu tidak siap dengan itu
Kita menjadi kecewa, sedih dan mengumpat dalam hati

Tapi
Seperti mendung yang berganti jadi cerah seketika
Hidupmu kelak akan berwarna dan menjadi lebih indah
Tangismu akan berubah jadi senyum atau tawa

Kita hanya perlu menjalani dan menikmati
Waktu-waktu kita murung dan patah hati
Kelak kesedihan akan menjadi ingatan
Bagaimana seharusnya kita bersyukur akan keadaan ini


Jakarta, 03 Mei 2018
Ketika aku merasa kecewa


Minggu, 29 April 2018

Melupakanmu

Melupakanmu adalah perihal paling perih
Yang harus kulakukan dengan tertatih

Aku patah hati lagi
Untuk yang kesekian kali
Masih pada orang yang sama


Selasa, 24 April 2018

Merayakan Kehilangan


Sejatinya, kehilangan selalu membawa kesedihan. Namun, tak semua kehilangan perlu diratapi dengan kesedihan. Kehilangan adalah proses pembelajaran. Belajar memiliki dan memberi arti. Dan ini adalah kisahku tentang kehilangan. Aku yang kemudian memilih untuk merayakan kehilangan dengan kehilangan yang lainnya. 

24 April 2018

Apa arti usia bagimu? 
Bagiku, usia adalah tanda akan kebaikan Allah SWT dan waktu agar aku bisa menjadi insan yang lebih baik. 
Setiap tahun, tanggal kelahiranku itu selalu berulang. Menambah angka usia dan memperpendek jatahku di dunia fana. 

22 tahun adalah usia baruku mulai hari ini. 
Tanda bahwa aku telah semakin dewasa. 
Tanda bahwa pikiranku mestinya semakin terbuka dan memandang hidup hanya dari sisi pandangku.

Terima kasih Ya Allah SWT atas usia ini :) 
Terima kasih Mamah, Bapak, Ita, Irfan dan semua yang membuat hari-hariku berwarna. 

Alhamdulillah :)   







Jumat, 13 April 2018

Lirik Lagu Ketidakwarasan Padaku Sheila On7


Ketidakwarasan Padaku

Ketidakwarasan Padaku Membuat Bayangmu S'lalu Ada Menentramkan MalamkuMendamaikan Tidurku 
Ketidakwarsan PadakuMembuat Hidupku Lebih TenangAku Takkan SadariBahwa Kau Tak Lagi Di Sini
Aku Mulai NyamanBerbicara Pada Dinding KamarAku Takkan TenangSaat Sehatku Datang
Ketidakwarasan PadakuSlimut Tebal Hati RapuhkuBerkah Atau KutukanNamamu Yang Ku Sebut
Aku Mulai NyamanBerbicara Pada Dinding KamarAku Takkan TenangSaat Sehatku Datang
Suara Hati Takkan MatiJika Jiwa Terus Menari Dan Bermimpi

Catatan tentang “PESANTREN LITERASI” DD 2016



 Catatan tentang “PESANTREN LITERASI”
21 – 23 Juni 2016
@Dompet Dhuafa, Desa Jampang, Bogor, Jawa Barat




Okey, sekarang, gue mau cerita tentang kegiatan “Pesantren Literasi” atau “Sanrasi” yang diadakan oleh Dompet Dhuafa tanggl 21 – 23 Juni 2016 di Desa Jampang, Parung, Bogor, Jawa Barat.
Beberapa hari lalu, pas terakhir kuliah, gue udah daftar buat kegiatan sanrasi, terus besoknya gue diwawancarain via telepon, dan akhirnya, tanggal 21 juni di pagi hari setelah sholat subuh, gue berangkat ke stasiun manggarai (dengan diantar bapak pastinya). And then, gue sampai di lokasi sekitar satu jam setelah acara dimulai. Yap, sekitar jam 9, it’s so, gue telat. Hehehe. Ya maklumlah, karena ternyata lokasinya cukup jauh dari stasiun bogor, dear.
Pas gue dan kak palupi dateng, acara udah dimulai. Gue langsung duduk di bangku samping peserta-peserta lain. setelah itu, semua peserta sanrasi dibentuk dalam kelompok kecil. Dan gue, sekelompok sama : Adel (anak kelas 12 SMA), Azmi (anak SMART EKSELENSIA), Mei (anak sma juga) dan Mustla (anak UI prodi jurnalisme).
Setelah terbentuk kelompok, kita diminta membuat yel-yel dan menentukan nama kelompok. Dan tercetuslah nama : Happinies inside (entah bener atau enggak tulisannya, wwkwk) dan yel-yel.
Acara selanjutnya, gue dan semua peserta sanrasi mengikuti WISATA LITERASI di DESA BUDAYA SINDANG BARANG, CIOMAS, BOGOR, JAWA BARAT. Dan tempatnya deket GUNUNG SALAK! Iya, gunung salak yang pernah gue dan a cecep datangin dulu banget itu. Alhamdulillah bisa ke sana lagi, seneng banget deh.
Di sindang barang, pas pertama datang, kita disambut sama ibu-ibu lanjut usia yang membawa alat musik, sejenis angklung dan gendang gitu. Kata ibu-ibunya, itu namanya angklung gabruk. Pas masuk ke dalam, ada ibu-ibu lagi yang lagi kayak numbuk beras pakai alu. Ada juga rumah panggung yang kece banget!
Di sana, kita langsung di kasih materi dan penjelasan tentang sejarah dan keunikan desa sindang barang sama pak ukat. Dia ngejelasin segala hal tentang desa itu. Setelah penjelasan Pak Ukat, kita dapat materi kepenulisan dari Kak Hikaru. Dear, ketika sesi penulisan itu, alhamdulillah tulisan gue menjadi salah satu yang terbaik dan dikasih gift berupa tempelan kulkas, katanya sih, oleh-oleh kak hikaru dari Thailand! Alhamdulillah.
Setelah itu, kita dibolehin main-main di situ dan foto-foto. Seru banget deh!
Setelah wisata literasi, besoknya kita lanjut kegiatan OUTBOND LITERASI
Outbond literasinya juga seru pake banget, dear! Jadi, di sana ada pos-pos yang harus setiap kelompok lalui. Di setiap pos ada tantangan dan nanti dapet potongan puisi gitu. Seru deh!
Setelah outbond, siangnya ada Kurma (Kuis Ramadhan) kayak cerdas cermat tentang pengetahuan umum dan sastra gitu. Kelompok gue dapet juara 2 loh, ahahhaha, alhamdulillah.
Malamnya, setiap kelompok menampilkan performa yang berhubungan sama literasi. So, kelompok gue menampilkan puisi berantai. Ya, semacam itu lah. Hahahhaa.
Hari terakhir kegiatannya adalah SHARING LITERASI. Jadi, setiap kelompok diwajibkan untuk menshare apa yang udah didapatkan selama dua hari kemarin. Alhamdulillah, kelompok gue dapet tempat yang nggak jauh dari asrama, yaitu: SHARING ke anak SMART EKSELENSIA. Mereka yang udah pasti keren dan pinter banget. Love love lah sama mereka!
Setelah semua rangkaian acara selesai, sampailah kami di acara terakhir, yaitu closing dan pembagian hadiah. Setelah itu, kami pun pulang ke rumah masing-masing dengan membawa tanggung jawab sebagai penular baca di kalangan masyarakat. Ow.owwwww...
Alhamdulillah, seneng banget bisa ikut kegiatan sanrasi dan kenal sama berbagai teman baru yang pastinya keren abis.